1. Barisan
Barisan
adalah daftar
urutan bilangan dari kiri ke kanan yang mempunyai karakteristik atau pola
tertentu. Barisan ada 2 macam yaitu :
a. Barisan Terhingga
Barisan terhingga adalah barisan yang mempunyai
bilangan pertama dan bilangan terakhir.
Contoh : 2,6,18,54,162
b.
Barisan Tak
Terhingga
Barisan tak terhingga adalah barisan yang tidak
mempunyai bilangan pertama dan bilangan terakhir. Tanda titik-titik menyatakan
barisan itu tidak mempunyai bilangan pertama dan bilangan terakhir.
Contoh : …2,4,8,16,32
Ø Rumus Umum Suatu Barisan
Unsur ke-n dari suatu
barisan biasanya dilambangkan dengan an yang dinamakan rumus umum.
Unsur – unsur dari suatu barisan dinamakan suku barisan, sehingga an
menyatakan suku ke-n dari suatu barisan yaitu f(n) = an’ dengan f
adalah fungsi yang menyatakan barisan {an}.
Jadi, rumus umunya yaitu :
1.
An
= f(n) = 2n – 1 dengan n € { 1, 2, 3, 4, 5 }, menyatakan barisan terhingga.
2.
An =
f(n) =
dengan n € A, menyatakan barisan tak
terhingga.
Ø Menentukan Rumus Suku Ke-n dari
Suatu Barisan
Suku ke – n suatu barisan
dapat ditentukan pula dengan mengetahui dari suku-sukunya, sehingga kita akan
menjumpai kasus bahwa suku ke – n suatu barisan mungkin mudah atau sulit
ditentukan. Sebagai ilustrasi :
1.
Barisan
1,3,5,.., mempunyai suku ke – n an = 2n – 1, dengan n € A.
2.
Barisan
2,4,8,.., mempunyai suku ke – n, an = 2n, dengan n € A .
3.
Barisan 1, - 4
, 9, - 16,.., mempunyai suku ke – n, an = (-1)n-1 n2,
dengan n € A.
4.
Barisan
1,7,22,50,.., mempunyai suku ke – n, an =
n (n + 1)(4n – 1), dengan n € A.
Ø Rumus Rekursi dari Suatu Barisan
Suatu barisan dapat
dispesifikasikan dengan memberikan suku awal yang cukup untuk membentuk suatu
pola, seperti pada barisan 1,4,7,10,13 … dengan rumus eksplisit untuk suku ke –
n, seperti pada barisan :
an = 3n – 2, n ≥ 1
atau oleh rumus rekursi
An = an-1 +
3, n ≥ , a1 = 1
2.
Deret
Deret
adalah jumlah dari suku – suku barisan. Jika suatu barisan terhingga adalah a1,
a2, a3, ..., an maka deretnya adalah a1
+ a2 + a3 + … + an.
Dalam kasus
tertentu, kita dapat menentukan deret suatu barisan tak terhingga. Sebagai
ilustrasi, pada barisan an = 4n – 3 , n € {1,2,3,4,5} , kita
mempunyai deret 1 + 5 + 9 + 13 + 17 yang nilainya sama dengan 45.
3.
Notasi Sigma
Notasi sigma adalah sebuah tanda yang digunakan untuk menuliskan
penjumlahan secara singkat. Untuk menuliskan deret n buah suku ak, k = 1,2,3, …
, n diperlukan suatu bentuk notasi yang singkat
yang dinamakan notasi sigma atau notasi jumlah karena yang digunakan sebagai lambing notasi
adalah huruf capital Yunani “sigma”, yaitu huruf ∑.
Dimana : i = indeks penjumlahan
n = batas bawah penjumlahan
n = batas atas penjumlahan
ü
Barisan Aritmatika
Barisan aritmetika adalah suatu barisan dengan
selisih (beda) antara dua suku yang berurutan selalu tetap.
Rumus:
U1, U2, U3, . . ., Un atau a, (a + b), (a + 2b), . .
., (a + (n - 1)b)
Pada barisan aritmatika, berlaku Un - Un-1 = b
sehingga Un = Un-1 + b
bahwa:
Un = a + (n - 1) b
Suku ke-n barisan aritmetika adalah:
Un = a + (n - 1) b,
dengan Un=suku ke-n
a = suku pertama
b= beda
n= banyaknya suku
Contoh:
Diketahui : barisan 5, -2, -9, -16, …,
Ditanya : a.
rumus suku ke-n
b. suku ke-25
Penyelesaian:
Selisih dua suku berurutan pada barisan 5, -2, -9,
-16, … adalah tetap, yaitu b = -7 sehingga barisan bilangan tersebut merupakan
barisan aritmetika.
a. Rumus suku ke-n barisan aritmetika tersebut
adalah
a + (n - 1) b
Un = 5 + (n - 1)(-7) = 5 - 7n + 7 = 12 - 7n b.
Suku ke-25 barisan aritmetika tersebut adalah U25
= 12 - 7.25 = 12 - 175 = -163
·
Rata – Rata Hitung
Rata – rata hitung dari dua bilangan x dan
y didefinisikan sebagai
(
x + y ). Bilangan x,
(
x + y ), y membentuk barisan aritmatika. Jika tiga buah
bilangan membentuk barisan aritmatika, maka bentuk sederhananya adalah a – b, a
, a + b. Demikian pula jika u1,u2, dan u3 membentuk
barisan aritmatika, maka u2 =
(u1 + u3=).
·
Suku Tengah Pada Barisan Aritmatika
Jika barisan aritmatika mempunyai banyak suku ganjil
n, suku pertama a, dan suku terakhir un,
maka suku tengah ut di
tentukan oleh rumus :
Ut =
(a +
un), dengan t =
(
n + 1 )
contoh : Diketahui : barisan aritmatika 5, 8, 11, ...., 125, 128, 131.
Ditanya : Suku tengahnya?
Jawab : Barisan 5,8,11 … 131
a = 1 , Un = 131
·
Sisipan Pada Barisan Aritmatika
Antara setiap dua suku yang berurutan pada suatu
barisan aritmatika dapat disisipkan beberapa suku baru sehingga dengan suku –
suku yang lama membentuk barisan aritmatika baru. Jika antara setiap dua suku
disisipkan k buah suku baru, maka :
Barisan aritmatika lama : a, (a + b)
Barisan aritmatika baru : a, (a + b’), (a + 2b’) ,…, {a+( k + 1 )b’},
Sehingga : a +
b = a + (k + 1)b’ atau b’ =
Dengan : b’ =
beda barisan aritmatika baru
b = beda barisan aritmatika lama
k = banyak suku yang disisipkan.
Contoh : Suatu barisan aritmatika
2 , 17 , 32 . Banyaknya suku yang disisipkan adalah 4, tentukan beda barisan
aritmatika baru ?
Jawab : Dik : Barisan aritmatika
2,17,32
b = 15
k = 4
Dit : b’
?
Peny : b’
=
=
=
= 3
Jadi, barisannya : 2,5,8,11,14,17,20,23,26,29,32
·
Banyak suku Barisan Aritmatika Baru
Antara n
suku barisan aritmatika semula (lama) ada ( n- 1 ) ruang, yang masing – masing
diisi dengan k suku baru. Dengan demikian, banyaknya
suku – suku yang disisipkan adalah k(n –
1).
Banyaknya suku-suku barisan aritmatika semula
ditambah dengan suku – suku yang disisipkan, sehingga: n’ = n +
(n – 1)k
Dengan : n’
= banyak suku barisan aritmatika baru
n = banyak suku barisan aritmatika semula
(lama).
Perhatikan, suku pertama dan suku terakhir barisan
aritmatika semula (lama) dan baru adalah sama.
Ø Deret Aritmatika
Deret aritmetika adalah jumlah suku-suku dari
barisan aritmetika. Bentuk umum:
U1 + U2 + U3 + .... + Un atau a + (a + b) + (a +
2b) + . . .+ (a + (n - 1)b)
Rumus jumlah n suku pertama deret aritmetika adalah
:
dimana : Sn = Jumlah suku ke-n
n = banyaknya suku
a = Suku pertama
b = Beda Un = Suku ke-n
contoh : Hitung jumlah
dari suku ke-5 (S5) dari deret berikut : 3, 4, 5, 6, ….?
Jawab : Dik : a = 3 b = 4-3 = 5-4 = 1 n = 5
Dit : Jumlah suku ke-5 (S5) ?
Penyelesaian :
Un = a + (n-1) b
= 3 + (5-1)1
= 3 + 4
= 7
Sn = 1/2 n ( a + Un )
S5 =
1/2 .5 (3 +7)
= 5/2 (10)
= 25
Jadi jumlah suku
ke-5 dari deret tersebut : 25.
·
Sifat Deret Aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika yang dirumuskan sebagai Sn
=
(
a + un ) =
{2a + (n – 1) b } =
n2 + (
a -
)n merupaka fungsi kuadrat dalam n
dengan n € A.
Sifat :
Jika dari sebuah deret, jumlah n suku pertama merupakan fungsi kuadrat dalam n tanpa suku tetap, maka deret itu
adalah deret aritmatika.
Misalkan jumlah n suku pertama suatu deret adalah Sn
= An2 + Bn. Kita harus membuktikan bahwa Sn
adalah jumlah n suku pertama deret
aritmatika.
Bukti : Sn = An2 + Bn
Sn-1
= A (n – 1)2 + B(n – 1) = An2
– 2An + A + Bn – B
Sn - Sn-1 = An2 + Bn – (An2 – 2An
+ A + Bn – B)
= An2 + Bn – An2 + 2An –
A – Bn – B
= 2An + (B – A)
Akan tetapi :
Sn = a + u2 + u3 + … + un-1
+ un
Sn-1 = a + u2 + u3 + … + un-1
Sehingga : Sn – Sn-1
= un
Karena itu, maka persamaan (1)
menjadi un = 2An + (B – A) yang
merupakan fungsi linear dalam n,
sehingga menurut sifat yang telah dikemukakan deret ini merupakan deret
aritmatika.
Berdasarkan uraian di atas dapat
dituliskan rumus – rumus sebagai berikut :
1. Un = Sn – Sn-1
2. Un+2 =
Sn+2 – Sn+1
3. Sn = An2 + Bn
Contoh:
Suku
kedua suatu deret aritmetika adalah 5. Jumlah suku keempat dan suku keenam adalah 28. Tentukanlah suku
kesembilannya.
Penyelesaian:
U2 = 5, berarti a + b = 5 U4 + U6
= 28, berarti:
(a + 3b) + (a
+ 5b) = 28 (a + b + 2b) + (a + b + 4b) = 28 (5 + 2b) + (5 + 4b) = 28 10 + 6b =
28 6b = 18 b = 3 Dengan mensubstitusi b =3 ke a + b +5, didapat a + 3 = 5
sehingga a = 2.
Jadi, suku kesembilan deret aritmetika tersebut
adalah U9 = 2 + 8.3 = 26.
Ø
Barisan Geometri
Barisan
geometri adalah suatu barisan dengan pembanding (rasio) antara dua suku yang
berurutan selalu tetap.
Rumus: U1, U2, U3, . . ., Un atau a, ar,
ar2, . . ., arn + 1
Contoh:
Diketahui : barisan 1,2,4,8,16…
Ditanya: a. suku ke-n
Penyelesaian:
U6 = arn-1
U6 =1.26-1
U6 =25
U6 = 32
Download Soal
·
Sifat Barisan
Geometri
Suku ke-n suatu barisan
geomatri yang di rumuskan sebagai un
= arn-1 merupakan fungsi
eksponen dalam n, dengan n
€ A yang tidak mengandung suku
tetapan.
·
Rata-rata Ukur
Rata-rata ukur dari dua
bilangan x dan y didefinisikan sebagai,
,dengan x > 0 dan y > 0. Perhatikan
bahwa barisan bilangan x,
,y menyatakan barisan geomatri dengan
rasio
.
Sejalan dengan uraian
di atas dapat dikemukakan bahwa jika tiga buah bilangan membentuk barisan geomatri, maka bentuk sederhananya
adalah
, a,ar, dengan r adalah rasio. Jika bilangan-bilangan u1,u2,u3
membentuk barisan geomatri,
maka u2 =
2
·
Perkalian Suku -
suku Barisan Geometri
Hasil kali suku-suku
barisan geometri adalah P = anr
Bukti : Barisan
geomatri a, ar, ar2,….., arn-1
P = a x
ar x ar2 x ……. x ann-1
= an r1+2+3+……..+ ( n-1)
= an r1/2(n-1) (terbukti)
·
Suku
Tengah Pada Barisan Geometri
Jika barisan geometri
mempunyai banyak suku ganjil n, suku
pertama a, dan suku akhir un , maka suku tengah u ditentukan oleh rumus :
n , dengan t
=
( n
+ 1 )
|
Hasil kali suku – sukunya
adalah P = u tn
·
Sisipan
Pada Barisan Geometri
Apabila antara setiap dua
suku yang berurutan harus disisipkan k
buah suku baru yang dengan suku
– suku lama merupakan barisan geometri baru, maka :
Barisan geometri lama : a,…,ar
Barisan geometri baru : a,ar’,a(r’)2,…a(r’)k+1
Sehingga : ar = a(r’)k+1
r’ = k+
Dengan : r’ = rasio barisan geometri baru
r =
rasio barisan geometri lama
k =
banyak suku yang disisipkan
n’=n+(n-1)k
|
dengan : n’ = banyaknya suku barisan geometri
baru
n = banyaknya suku barisan geometri lama
Ø Deret Geometri
Jika setiap suku barisan geometri tersebut
dijumlahkan, maka diperoleh deret geometri.
Deret geometri adalah jumlah suku-suku dari
barisan geometri. Bentuk umum:
U1 + U2 + U3 + . .. + Un atau a +ar +
ar2 +. . .+ arn + 1
|
Rumus jumlah n suku pertama deret geometri adalah :
|
Dimana: Sn = Jumlah suku ke–n
a = Suku pertama
r = Rasio
n = Banyaknya suku
Contoh:
Suatu deret geometri mempunyai suku ke-5 sama dengan
64 dan suku ke-2 sama dengan 8. Tentukanlah jumlah 10 suku pertama dan jumlah n
suku pertama deret geometri tersebut !
Penyelesaian:
U2 = 8, berarti ar = 8
U5 = 64,
berarti ar4=64
ar.ar3 =64
8r3=64
r3=8
Sehingga r =
2. Dengan mensubstitusikan r = 2 kepersamaan ar = 8, diperoleh a.2 = 9,
sehingga a = 4.
Jumlah n suku pertama deret ini adalah Sn = [4(1-2n)/(1-2)
= 22+10 - 4 = 4092. Jadi jumlah 10 suku pertama deret ini adalah S10 = 4092.
(dengan memasukan rumus Sn dari langkah sebelumnya).
·
Sisipan Pada Deret Geometri
Sifat – sifat pada barisan Geometri berlaku pula
pada sisipan deret geometri, sehingga r’ = k+
dan n’ =
n+(n-1)k
Jumlah n’
suku deret geometri baru adalah sn=
Latihan Soal
1. Diketahui barisan aritmatika 7, 11, 15, 19, ... Tentukan
a. rumus suku ke-n dari barisan
tersebut.
b. Suku ke-11 dari barisan
tersebut.
2. Diketahui barisan 6, 17, 28, 39, ... Tentukan:
a. Rumus jumlah n suku pertama;
b. jumlah 10 suku pertamanya
3. Diketahui barisan geometri 2, 8 , 32, ...
Tentukan:
a. suku pertama dan rasio
b. rumus suku ke-n
c. U5 dan U11
4. Diketahui deret 4 + 12 + 36 + 108 + ....
Tentukan:
a. rumus jumlah n suku pertama
b. jumlah 7 suku pertamanya
1.
Induksi matematika
Induksi matematika adalah cara standar dalam membuktikan bahwa sebuah
pernyataan tertentu
berlaku untuk setiap bilangan asli. Pembuktian dengan
cara ini terdiri
dari dua langkah, yaitu:
1. Menunjukkan
bahwa pernyataan itu berlaku untuk bilangan 1.
2. Menunjukkan
bahwa jika pernyataan itu berlaku untuk bilangan n,
maka
pernyataan itu juga berlaku untuk bilangan n + 1.
Misalkan akan
dibuktikan suatu pernyataan bahwa jumlah n bilangan asli
pertama, yaitu 1+2+:::+n,adalah
sama dengan
. Untuk membuktikan
bahwa pernyataan
itu berlaku untuk setiap bilangan asli, langkah-langkah
yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan bahwa pernyataan tersebut benar untuk n =
1. Jelas
sekali bahwa jumlah 1 bilangan asli pertama
adalah
= 1. Jadi
pernyataan tersebut adalah benar untuk n = 1.
2. Menunjukkan
bahwa jika pernyataan tersebut benar untuk n
= k, maka
pernyataan tersebut juga benar untuk n =
k+1. Hal ini bisa dilakukan dengan cara:
-
No comments:
Post a Comment