Monday, 13 May 2013

barisan dan deret



1.  Barisan
Barisan adalah daftar urutan bilangan dari kiri ke kanan yang mempunyai karakteristik atau pola tertentu.  Barisan ada 2 macam yaitu :
a.     Barisan Terhingga
Barisan terhingga adalah barisan yang mempunyai bilangan pertama dan bilangan terakhir.
Contoh : 2,6,18,54,162
b.     Barisan Tak Terhingga
Barisan tak terhingga adalah barisan yang tidak mempunyai bilangan pertama dan bilangan terakhir. Tanda titik-titik menyatakan barisan itu tidak mempunyai bilangan pertama dan bilangan terakhir.
Contoh : …2,4,8,16,32
Ø Rumus Umum Suatu Barisan
Unsur ke-n dari suatu barisan biasanya dilambangkan dengan an yang dinamakan rumus umum. Unsur – unsur dari suatu barisan dinamakan suku barisan, sehingga an menyatakan suku ke-n dari suatu barisan yaitu f(n) = an’ dengan f adalah fungsi yang menyatakan barisan {an}.
Jadi, rumus umunya yaitu :
1.     An = f(n) = 2n – 1 dengan n € { 1, 2, 3, 4, 5 }, menyatakan barisan terhingga.
2.     An = f(n) =  dengan n € A, menyatakan barisan tak terhingga.





Ø Menentukan Rumus Suku Ke-n dari Suatu Barisan
Suku ke – n suatu barisan dapat ditentukan pula dengan mengetahui dari suku-sukunya, sehingga kita akan menjumpai kasus bahwa suku ke – n suatu barisan mungkin mudah atau sulit ditentukan. Sebagai ilustrasi :
1.     Barisan 1,3,5,.., mempunyai suku ke – n an = 2n – 1, dengan n € A.
2.     Barisan 2,4,8,.., mempunyai suku ke – n, an = 2n, dengan n € A .
3.     Barisan 1, - 4 , 9, - 16,.., mempunyai suku ke – n, an = (-1)n-1 n2, dengan n € A.
4.     Barisan 1,7,22,50,.., mempunyai suku ke – n, an =  n (n + 1)(4n – 1), dengan n € A.
Ø Rumus Rekursi dari Suatu Barisan
Suatu barisan dapat dispesifikasikan dengan memberikan suku awal yang cukup untuk membentuk suatu pola, seperti pada barisan 1,4,7,10,13 … dengan rumus eksplisit untuk suku ke – n, seperti pada barisan :  
an = 3n – 2, n ≥ 1
atau oleh rumus rekursi
                                      An = an-1 + 3, n ≥ , a1 = 1
2.  Deret
Deret adalah jumlah dari suku – suku barisan. Jika suatu barisan terhingga adalah a1, a2, a3, ..., an maka deretnya adalah a1 + a2  + a3 + … + an.
Dalam kasus tertentu, kita dapat menentukan deret suatu barisan tak terhingga. Sebagai ilustrasi, pada barisan an = 4n – 3 , n € {1,2,3,4,5} , kita mempunyai deret 1 + 5 + 9 + 13 + 17 yang nilainya sama dengan 45.

3.  Notasi Sigma
Notasi sigma adalah sebuah tanda yang digunakan untuk menuliskan penjumlahan secara singkat. Untuk menuliskan deret n buah suku ak, k = 1,2,3, … , n  diperlukan suatu bentuk notasi yang singkat yang dinamakan notasi sigma atau notasi jumlah  karena yang digunakan sebagai lambing notasi adalah huruf capital Yunani “sigma”, yaitu huruf ∑.
Rumus notasi sigma :
    Dimana : i =  indeks penjumlahan
     n = batas bawah penjumlahan
      n = batas atas penjumlahan




ü Barisan Aritmatika
Barisan aritmetika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua suku yang berurutan selalu tetap.
Rumus:
U1, U2, U3, . . ., Un atau a, (a + b), (a + 2b), . . ., (a + (n - 1)b)
Pada barisan aritmatika, berlaku Un - Un-1 = b sehingga Un = Un-1 + b
bahwa:
Un = a + (n - 1) b
Suku ke-n barisan aritmetika adalah:
Un = a + (n - 1) b,
dengan Un=suku ke-n
a = suku pertama
b= beda
n= banyaknya suku
Contoh:
Diketahui : barisan 5, -2, -9, -16, …,
 Ditanya : a. rumus suku ke-n
      b. suku ke-25


Penyelesaian:
Selisih dua suku berurutan pada barisan 5, -2, -9, -16, … adalah tetap, yaitu b = -7 sehingga barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmetika.
a. Rumus suku ke-n barisan aritmetika tersebut adalah
 a + (n - 1) b Un = 5 + (n - 1)(-7) = 5 - 7n + 7 = 12 - 7n b.
Suku ke-25 barisan aritmetika tersebut adalah U25 = 12 - 7.25 = 12 - 175 = -163
·        Rata – Rata Hitung
Rata – rata hitung dari dua bilangan x dan y didefinisikan sebagai  ( x + y ). Bilangan x,  ( x + y ), y  membentuk barisan aritmatika. Jika tiga buah bilangan membentuk barisan aritmatika, maka bentuk sederhananya adalah a – b, a , a + b. Demikian pula jika u1,u2, dan u3 membentuk barisan aritmatika, maka u2 =  (u1 + u3=).
·        Suku Tengah Pada Barisan Aritmatika
Jika barisan aritmatika mempunyai banyak suku ganjil n, suku pertama a, dan suku terakhir un, maka suku tengah ut di tentukan oleh rumus :
Ut =  (a + un), dengan t =  ( n + 1 )
contoh :  Diketahui : barisan aritmatika 5, 8, 11, ...., 125, 128, 131.
     Ditanya : Suku tengahnya?
Jawab :     Barisan 5,8,11 … 131
a = 1 , Un = 131
·        Sisipan Pada Barisan Aritmatika
Antara setiap dua suku yang berurutan pada suatu barisan aritmatika dapat disisipkan beberapa suku baru sehingga dengan suku – suku yang lama membentuk barisan aritmatika baru. Jika antara setiap dua suku disisipkan k buah suku baru, maka :
Barisan aritmatika lama : a, (a + b)
Barisan aritmatika baru : a, (a + b’), (a + 2b’) ,…, {a+( k + 1 )b’},
Sehingga : a + b = a + (k + 1)b’ atau b’ =
Dengan : b’ = beda barisan aritmatika baru
              b  = beda barisan aritmatika lama
              k  = banyak suku yang disisipkan.
Contoh : Suatu barisan aritmatika 2 , 17 , 32 . Banyaknya suku yang disisipkan adalah 4, tentukan beda barisan aritmatika baru ?
Jawab : Dik : Barisan aritmatika 2,17,32
                    b = 15
                    k  = 4
            Dit : b’ ? 
  Peny : b’ =
                 =
                          =
                          = 3
Jadi, barisannya : 2,5,8,11,14,17,20,23,26,29,32



·        Banyak suku Barisan Aritmatika Baru
Antara n suku barisan aritmatika semula (lama) ada ( n- 1 ) ruang, yang masing – masing diisi dengan  k suku baru. Dengan demikian, banyaknya suku – suku yang disisipkan adalah k(n – 1).
Banyaknya suku-suku barisan aritmatika semula ditambah dengan suku – suku yang disisipkan, sehingga:  n’ = n + (n – 1)k
Dengan : n’ = banyak suku barisan aritmatika baru
              n  = banyak suku barisan aritmatika semula (lama).
Perhatikan, suku pertama  dan suku terakhir barisan aritmatika semula (lama) dan baru adalah sama.
Ø Deret Aritmatika
Deret aritmetika adalah jumlah suku-suku dari barisan aritmetika. Bentuk umum:
U1 + U2 + U3 + .... + Un atau a + (a + b) + (a + 2b) + . . .+ (a + (n - 1)b)
Rumus jumlah n suku pertama deret aritmetika adalah :
 
dimana : Sn = Jumlah suku ke-n
                 n = banyaknya suku
                 a = Suku pertama
       b = Beda Un = Suku ke-n
contoh : Hitung jumlah dari suku ke-5 (S5) dari deret berikut : 3, 4, 5, 6, ….?
Jawab : Dik : a = 3       b = 4-3 = 5-4 = 1         n = 5
            Dit : Jumlah suku ke-5 (S5) ?
Penyelesaian :
Un = a + (n-1) b
          = 3 + (5-1)1
          = 3 + 4
          = 7
    Sn = 1/2 n ( a + Un )
    S5 = 1/2 .5 (3 +7)
         = 5/2 (10)
     = 25
Jadi jumlah suku ke-5 dari deret tersebut : 25.
·        Sifat Deret Aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika yang dirumuskan sebagai Sn =  ( a + un ) =  {2a + (n – 1) b } =  n2 + ( a -  )n merupaka fungsi kuadrat dalam n dengan n € A.
Sifat :
Jika dari sebuah deret, jumlah n  suku pertama merupakan fungsi kuadrat dalam n tanpa suku tetap, maka deret itu adalah deret aritmatika.
Misalkan jumlah n suku pertama suatu deret adalah Sn = An2 + Bn. Kita harus membuktikan bahwa Sn adalah jumlah n suku pertama deret aritmatika.
Bukti : Sn = An2 + Bn
           Sn-1 = A (n – 1)2 + B(n – 1) = An2 – 2An + A + Bn – B
   Sn - Sn-1 = An2 + Bn – (An2 – 2An + A + Bn – B)
                = An2 + Bn – An2 + 2An – A – Bn – B
               = 2An + (B – A)
Akan tetapi :
Sn = a + u2 + u3 + … + un-1 + un
Sn-1 = a + u2 + u3 + … + un-1
Sehingga : Sn – Sn-1 = un
Karena itu, maka persamaan (1) menjadi u= 2An + (B – A) yang merupakan fungsi linear dalam n, sehingga menurut sifat yang telah dikemukakan deret ini merupakan deret aritmatika.
Berdasarkan uraian di atas dapat dituliskan rumus – rumus sebagai berikut :
1.     Un = Sn – Sn-1
2.     Un+2 = Sn+2 – Sn+1
3.     Sn = An2 + Bn
Contoh: Suku kedua suatu deret aritmetika adalah 5. Jumlah suku keempat dan  suku keenam adalah 28. Tentukanlah suku kesembilannya.
Penyelesaian:
U2 = 5, berarti a + b = 5 U4 + U6 = 28, berarti:
 (a + 3b) + (a + 5b) = 28 (a + b + 2b) + (a + b + 4b) = 28 (5 + 2b) + (5 + 4b) = 28 10 + 6b = 28 6b = 18 b = 3 Dengan mensubstitusi b =3 ke a + b +5, didapat a + 3 = 5 sehingga a = 2.
Jadi, suku kesembilan deret aritmetika tersebut adalah U9 = 2 + 8.3 = 26.

Ø Barisan Geometri
 Barisan geometri adalah suatu barisan dengan pembanding (rasio) antara dua suku yang berurutan selalu tetap.
Rumus: U1, U2, U3, . . ., Un atau a, ar, ar2, . . ., arn + 1

Contoh:
Diketahui : barisan 1,2,4,8,16…
Ditanya: a. suku ke-n
Penyelesaian:
U6 = arn-1
U6  =1.26-1
U6 =25
U6 = 32 
Download Soal 
·        Sifat Barisan Geometri
Suku ke-n suatu barisan geomatri yang di rumuskan sebagai un = arn-1 merupakan fungsi eksponen dalam n, dengan n  € A yang  tidak mengandung suku tetapan.
·        Rata-rata Ukur
Rata-rata ukur dari dua bilangan x dan y didefinisikan sebagai,  ,dengan x > 0 dan y > 0. Perhatikan bahwa barisan bilangan x, ,y menyatakan barisan geomatri dengan rasio .
Sejalan dengan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa jika tiga buah bilangan membentuk  barisan geomatri, maka bentuk sederhananya adalah , a,ar, dengan r adalah rasio. Jika bilangan-bilangan u1,u2,u3 membentuk barisan geomatri,
maka u2 =   2
·        Perkalian Suku - suku Barisan Geometri
Hasil kali suku-suku barisan geometri adalah P = anr
Bukti : Barisan geomatri a, ar, ar2,….., arn-1
P = a x  ar x ar2 x ……. x ann-1
  = an r1+2+3+……..+ ( n-1)
 = an r1/2(n-1) (terbukti)

·        Suku Tengah Pada Barisan Geometri
Jika barisan geometri mempunyai banyak suku ganjil n, suku pertama a, dan suku akhir un , maka suku tengah u ditentukan oleh rumus :
n , dengan t =  ( n + 1 )

 


Hasil kali suku – sukunya adalah P = u tn
·        Sisipan Pada Barisan Geometri
Apabila antara setiap dua suku yang berurutan harus disisipkan k buah suku baru yang           dengan suku – suku lama merupakan barisan geometri baru, maka :
Barisan geometri lama : a,…,ar
Barisan geometri baru : a,ar’,a(r’)2,…a(r’)k+1
Sehingga : ar = a(r’)k+1
                       r’ = k+
Dengan : r’ = rasio barisan geometri baru
               r  = rasio barisan geometri lama
               k  = banyak suku yang disisipkan
n’=n+(n-1)k

banyaknya suku barisan geometri baru sama dengan banyaknya suku barisan geometri lama n di tambah dengan (n-1) kali banyaknya suku-suku yang di sisipkan k, dengan demikian
                            
dengan : n’ = banyaknya suku barisan geometri baru
              n = banyaknya suku barisan geometri lama
Ø Deret Geometri
Jika setiap suku barisan geometri tersebut dijumlahkan, maka diperoleh deret geometri.
Deret geometri adalah jumlah suku-suku dari barisan geometri. Bentuk umum:
U1 + U2 + U3 + . .. + Un atau a +ar + ar2 +. . .+ arn + 1
Rumus jumlah n suku pertama deret geometri adalah :
                          


Dimana: Sn = Jumlah suku ke–n
     a = Suku pertama
     r = Rasio
    n = Banyaknya suku
Contoh:
Suatu deret geometri mempunyai suku ke-5 sama dengan 64 dan suku ke-2 sama dengan 8. Tentukanlah jumlah 10 suku pertama dan jumlah n suku pertama deret geometri tersebut !
Penyelesaian:
U2 = 8, berarti ar = 8
U5 = 64,
berarti ar4=64
ar.ar3 =64
8r3=64
r3=8
 Sehingga r = 2. Dengan mensubstitusikan r = 2 kepersamaan ar = 8, diperoleh a.2 = 9, sehingga a = 4.
Jumlah n suku pertama deret ini adalah Sn = [4(1-2n)/(1-2) = 22+10 - 4 = 4092. Jadi jumlah 10 suku pertama deret ini adalah S10 = 4092. (dengan memasukan rumus Sn dari langkah sebelumnya).
·        Sisipan Pada Deret Geometri
Sifat – sifat pada barisan Geometri berlaku pula pada sisipan deret geometri, sehingga r’ = k+    dan n’ = n+(n-1)k
Jumlah n’  suku deret geometri baru adalah sn=  












Latihan Soal
1. Diketahui barisan aritmatika 7, 11, 15, 19, ... Tentukan
a. rumus suku ke-n dari barisan tersebut.
b. Suku ke-11 dari barisan tersebut.
2. Diketahui barisan 6, 17, 28, 39, ... Tentukan:
a. Rumus jumlah n suku pertama;
 b. jumlah 10 suku pertamanya
3. Diketahui barisan geometri 2, 8 , 32, ... Tentukan:
a. suku pertama dan rasio
b. rumus suku ke-n
c. U5 dan U11
4. Diketahui deret 4 + 12 + 36 + 108 + .... Tentukan:
a. rumus jumlah n suku pertama
b. jumlah 7 suku pertamanya



1.    Induksi matematika
Induksi matematika adalah cara standar dalam membuktikan bahwa sebuah
pernyataan tertentu berlaku untuk setiap bilangan asli. Pembuktian dengan
cara ini terdiri dari dua langkah, yaitu:
1. Menunjukkan bahwa pernyataan itu berlaku untuk bilangan 1.
2. Menunjukkan bahwa jika pernyataan itu berlaku untuk bilangan n,
maka pernyataan itu juga berlaku untuk bilangan n + 1.
Misalkan akan dibuktikan suatu pernyataan bahwa jumlah n bilangan asli
pertama, yaitu 1+2+:::+n,adalah sama dengan   . Untuk membuktikan
bahwa pernyataan itu berlaku untuk setiap bilangan asli, langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan bahwa pernyataan tersebut benar untuk n = 1. Jelas
    sekali bahwa jumlah 1 bilangan asli pertama adalah  = 1. Jadi
    pernyataan tersebut adalah benar untuk n = 1.
2. Menunjukkan bahwa jika pernyataan tersebut benar untuk n = k, maka
    pernyataan tersebut juga benar untuk n = k+1. Hal ini bisa dilakukan dengan cara:
-        





No comments:

Post a Comment